Pages

Subscribe:

Recent Posts

Senin, 18 Maret 2013

BUDIDAYA TALAS


Makalah 
Budidaya Talas (Calocasia esculenta L. Schott)




Oleh: Abd Rahman (110311100030)


Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura









PENDAHULUAN
 Talas (Calocasia esculenta L. Schott), merupakan tanaman umbi-umbian sumber karbohidrat  yang banyak digemari masyarakat. Selain sebagai sumber karbohidrat non beras yang terkandung dalam umbi, daun talas juga mengandung protein. Kandungan protein daun talas lebih tinggi dari umbinya. Pada talas bogor, talas semir dan bentul kandungan protein kasar berat kering daun adalah 4,24%-6,99% sedangkan umbinya sekitar 0,54%-3,55% (Pinus Lingga, dkk., 1989).
Talas juga dapat diambil tepungnya dan bisa digunakan sebagai tepung terigu, di Philipina dan Kamboja talas dibuat kue, di Brazil dijadikan roti. Di Indonesia daun talas dapat dijadikan sayuran terutama di daerah pedesaan, di masak dan di makan dengan gula merah. Pengunaan talas yang lain adalah sebagai obat tradisional. Bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok, cairan akar rimpang juga digunakan untuk obat abses, sedangkan getah daun talas sering digunakan untuk menghentikan perdarahan dan obat bengkak.
Tanaman talas sudah lama dibudidayakan dan digunakan sebagai sumber pangan di Indonesia. Talas merupakan tanaman yang unik secara ekologi, dapat tumbuh pada kondisi di mana tanaman lain kurang berhasil, misalnya kondisi genangan, kegaraman (dapat tumbuh pada kondisi 25-50% air garam), dan naungan. Tanaman talas memiliki kemampuan yang tinggi untuk mempertahankan kepadatan stomata di bawah kondisi naungan (FAO 1996, Djukri 2003)

A.  ASAL USUL TALAS
Talas termasuk suku talas-talasan (Araceae) Tanaman ini berperawakan tegak dengan tinggi 1 meter atau lebih. Talas merupakan tanaman pangan berupa herba dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang musim.
Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara. Selanjutnya talas menyebar ke Cina (Abad pertama), jepang, daerah Asia Tenggara lainnya, dan beberapa pulau di Samudra Pasifik akibat terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia, talas bisa dijumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl, baik liar maupun di tanam.

B.  SYARAT TUMBUH TANAMAN TALAS

Didalam pertumbuhannya, tanaman talas tidak menuntut syarat tumbuh yang khusus. Tanaman ini dapat tumbuh diberbagai jenis tanah dengan berbagai kondisi lahan baik lahan becek (talas bogor) maupun lahan kering. Tanah yang memiliki kandungan humus dan air yang cukup dengan pH antara 5,5 5,6 sangat cocok untuk budidaya tanaman talas. Tanaman talas dapat tumbuh pada ketinggian optimal antara 250 1.100 meter dpl. Talas juga dapat ditanam diberbagai kondisi curah hujan, namun pertumbuhan tanaman akan lebih baik lagi apabila ditanam pada tempattempat yang hampir selalu dalam keadaan lembab dengan curah hujan ratarata 1.000 mm per tahun. Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman talas adalah antara 21 hingga 27 0 C. Dalam mengusahakan tanaman talas terdapat hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu bahwa tanaman ini harus mendapat penyinaran matahari secara penuh selama pertumbuhannya.

Oleh karena itu tanaman talas ditanam di tempat-tempat yang terbuka karena jika ditanam pada tempat yang terlindung dimana tidak mendapat penyinaran matahari, maka tanaman talas tidak akan tumbuh dengan baik dan produksinya tidak akan mencapai tingkatan optimal. Penyinaran matahari secara penuh minimum 11 jam per hari adalah sangat baik untuk pertumbuhan tanaman talas.

B.  KEBUTUHAN BIBIT
Jumlah bibit yang diperlukan tergantung dari jarak tanam  yang digunakan .  Untuk pertanaman  dengan jarak tanam 100 x 100 cm diperlukan sekitar 10.000 bibit, sedangkan 75 x 75 cm sebanyak 18.000 bibit per hektar.

C. FAKTOR YANG BERPENGARUH

·      iklim

a)     Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.
b)     Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.
c)     Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-30 derajat C dan kelembaban tinggi.
·      Media Tanam
a)    Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan organik atau humus.
b)    Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah vulkanik, andosol, tanah latosol.
c)    Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0.
d)    Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang di tanam.
·      Ketinggian Tempat
Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0–1300 m dpl. Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2000 m dpl, meskipun sangat lama dalam memanennya.

D. KENDALA DI LAPANG

Disamping itu ada beberapa kendala antara lain :
ü  Berkurangnya ketersediaan lahan produksi akibat alih fungsi lahan ke non pertanian.
ü  Berkurangnya ketersediaan air irigasi dan persaingan penggunaan air dengan komoditas lain, industri dan pemukiman.
ü  Dampak perubahan iklim (DPI).

E.  METODE PEMBIBITAN
Perbanyakan yang umum dilakukan petani adalah secara vegetatif yaitu dengan menggunakan bibit yang berasal dari anakan-anakan yang tumbuh di sekitar umbi pokok. Perbanyakan secara vegetatif juga dapat dilakukan dengan menggunakan sulur atau dengan menggunakan pangkal umbi yang berada di bawah pelepah daun dengan cara mengikut sertakan sebagian tangkai daunnya.
perbanyakan tanaman juga dapat dengan menggunakan umbi yang dipotongpotong menjadi bagian yang tipis-tipis dengan ukuran berat masingmasing irisan 75-150 gram dan setiap irisan umbi tersebut minimum terdapat satu mata tunas. Irisan umbi tersebut biasanya tidak langsung ditanam sebab irisan bagian dalam (daging umbi) masih basah sehingga kemungkinan busuk sangat besar apabila langsung ditanam. Untuk menghindari hal tersebut maka setelah umbi dipotongpotong diangin-anginkan agar bagian dalam dari irisan menjadi kering.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melapisi bagian dalam irisan dengan abu. Sebaiknya bibit yang mengalami proses tersebut tidak langsung ditanam tetapi disemaikan terlebih dahulu pada media pasir atau tanah yang baik. Pemindahan ke lapangan untuk dilakukan penanaman adalah setelah bibit di persemaian berdaun 2-3 helai. Pertanaman yang bibitnya berasal dari persemaian biasanya pertumbuhannya lebih seragam sebab daya tumbuhnya umumnya sama.

F.  TEKNIK PEMBIBITAN

1.         PENYIAPAN BIBIT
Talas semir diperbanyak secara vegetatif dengan tunas/anakan/sulur yang keluar dari umbi atau potongan umbi. Bibit dikumpulkan dan dipilih dari anakan atau sulur yang tumbuh disekitar tanaman induk yang telah berumur 5-7 bulan yaitu tunas kedua dan ketiga.  Anakan atau sulur yang telah dipisah dari umbi induk tidak langsung ditanam dilapangan, tetapi ditanam dipersemaian. Tempat pesemaian pada umumnya tanah-tanah lembab di pinggir kolam, lahan sawah dll. Pemindahan bibit dari pesemaian pada umumnya  dilakukan setelah bibit berdaun 2-3 lembar.
Bibit talas dari pesemaian digali, akarnya dikurangi sebagian dan daun dipotong sehingga tinggal daun  termuda  yang masih kuncup. Bagian bawah umbi dipotong, dengan menyisakan umbi dipangkal batang, bersama  dengan akar akarnya.  Bibit talas yang baik adalah umbi yang memiliki diamater lebih besar dari 65 mm.
a.       Besar, garis tengah umbi lebih dari 65 mm
b.      Sedang, garis tengah umbi antara 51-60 mm
c.       Kecil, garis tengah umbi kurang dari 45 mm

2.         PENGOLAHAN TANAH
Talas ditanam pada musim kemarau di sawah, dan di  tegalan atau pekarangan pada musim penghujan. Lahan yang akan ditanami dicangkul dulu sebaik mungkin atau dibajak.  Setelah dicangkul atau dibajak, tanah dihaluskan lagi dengan pencangkulan yang kedua.  Saluran pembuangan dibuat sepanjang tepi dengan memotong bagian tengah lahan.  Ini perlu untuk membuat lahan  menjadi kering serta memudahkan pembuangan air jika berlebihan.  Persiapan lahan dan lubang tanaman dilakukan 1 – 2 minggu sebelum tanam.

3.         PENANAMAN
Penanaman talas semir pada umumnya dilakukan awal musim  penghujan. Bibit ditanam pada lubang tanaman  ukuran 30 x 30 x 30 cm.  Pada lubang tanaman ditambahkan pupuk kandang yang sudah matang dan dicampur bersama tanah.  Bibit ditaman pada  lubang pertanaman yang sudah disiapkan dalam guludan, jarak tanam 100 x 50 cm, 75 x 75 cm atau 100 x 25 cm dan diantara guludan dibuat parit draenase dengan ukuran 30 x 30 cm.  Jumlah bibit yang diperlukan tergantung dari jarak tanam  yang digunakan .  Untuk pertanaman  dengan jarak tanam 100 x 100 cm diperlukan sekitar 10.000 bibit, sedangkan 75 x 75 cm sebanyak 18.000 bibit.

4.         PEMELIHARAAN

a.  Penyulaman
Penyulaman dilakukan paling lambat tanaman berumur 15 hari setelah penanaman.  Penyulaman dilakukan sesegera  mungkin agar perkembangan tanaman  bisa seragam dan panen dilakukan pada waktu yang sama.  Bibit yang digunakan untuk penyulaman berukuran sama dengan bibit yang digunakan sebelumnya.
b.    Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila populasi gulma sudah cukup tinggi dan diperkirakan dapat menyebabkan penurunan hasil serta menjadi sumber infeksi hama/ penyakit.  Pembumbunan dilakukan secara bertahap setiap bulan sampai fase berumbi, agar diperoleh umbi yang besar dan bermutu.  Apabila anakan/tunas banyak yang tumbuh maka perlu dibuang sebagian.  Sebaiknya hanya ditinggalkan 1-2 tunas saja per rumpun tanaman agar pertumbuhannya baik.
c.    Pengairan
Pada lahan kering budidaya talas semir umumnya dilakukan   pada musim  penghujan, sehingga harus dijaga agar lahan tetap  dapat membuang air secara tuntas.  Oleh karena itu pada setiap bedengan perlu dibuat parit draenase disekeliling dan bagian tengahnya.
Pada penanaman yang dilakukan musim kemarau di sawah, talas  diairi dengan cara penyiraman dan pengairan atau dengan cara menggenangi lahan selama  semalam, kemudian air dibuang melalui parit draenase.  Pemberian air dilakukan satu dua hari sebelum atau  sesudah  pemberian  pupuk buatan.

5.         PEMUPUKAN
Pupuk organik yang digunakan  berupa kompos dan atau pupuk kandang  sebanyak 1 kaleng/lubang tanaman.  Pupuk Urea, TSP/SP-36 dan KCl diberikan berturut-turut dengan dosis 100 kg, 120 kg dan 100 kg/ha.  Separuh pupuk itu diberikan pada waktu tanam dan separuh lagi diberikan  pada waktu berumur 3-4 bulan .  Pupuk ini umumnya diberikan dengan cara ditugal pada jarak   5 cm dari tanaman sedalam 5 cm.

6.         Pengendalian OPT
Secara umum talas semir relatif tidak banyak mendapat gangguan OPT sehingga petani melakukan pengendalian OPT dengan cara yang sangat sederhana bahkan hampir tidak pernah menggunakan pestisida.

a.     Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman talas adalah ulat (lundi) yang merusak perakaran dan kulit luar umbi. Tanaman yang terserang menunjukan gejala layu daun. Pengendalian cara mekanis dilakukan pada saat membumbun dengan mencari dan membunuh ulat satu persatu.

b.     Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang talas adalah bercak daun.  Permukaan atas daun yang terserang kelihatan bercak-bercak coklat, kemudian secara perlahan-lahan tanaman menjadi kering.  Pengendalian dilakukan dengan cara  membuang bagian yang terserang dan membakarnya atau menggunakan fungisida.

7.         PANEN
Talas sudah dapat dipanen umur 6 – 7 bulan, yang ditandai dengan mengeringnya daun.  Pemanenan dilakuan dengan cara memangkas daun dan menyisakan pelepah sepanjang 30 cm, kemudian dibongkar dengan cara menggali tanah di sekitarnya.
Pembongkaran tanaman dilakukan dengan hati- hati agar umbi tidak terluka. Apabila umbi terluka akan mempercepat kerusakan hasil pada saat disimpan.  Umbi kemudian dibersihkan dari tanah dan akar. 

8.         PASCA PANEN
Umbi talas yang sudah dipanen mudah rusak, talas yang sudah terlanjur dipanen tidak bisa bertahan lama tanpa pengolahan dan bila kita ingin menyimpan umbi selama beberapa waktu lamanya kita harus menjaganya dari kerusakan mekanis dan diusahakan ruang penyimpanan tetap kering. Di Mesir umbi talas disimpan selama 3,5 bulan pada suhu 7° C.

G. SELEKSI
Bila bibit diambil dari tunas, maka tunas itu diperoleh dari talas yang telah berumur 5-7 bulan. Bibit yang baik merupakan anakan kedua atau ketiga dari pertanaman talas. Bila bibit berasal dari umbi, sebaiknya dipilih bagian umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian iris dan tinggalkan satu mata bakal tunas.

H. GAMBARAN PELUANG AGRIBISNIS
Selama ini masyarakat mengenal talas sebagai makanan pangan pengganti/tambahan dalam keadaan darurat atau untuk konsumsi masyarakat bawah. Akan tetapi saat ini potensi talas cukup baik yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri pakan. Begitu pula permintaan konsumsi lokal yang tiap tahunnya meningkat.
KESIMPULAN
Manfaat Talas
Talas di Indonesia pada umumnya merupakan makanan tambahan yaitu sebagai makanan diluar nasi dan sebagai bahan pembuat kue, sayur atau lauk pauk. Tetapi di Irian Jaya umbi ini merupakan salah satu makanan pokok, juga di beberapa Pulau Pasifik seperti Melanesia, Fiji, Samoa dan Hawai.
Di Hawai talas yang disajikan sebagai bahan makanan pokok disebut poi yaitu talas yang dibuat getuk dan dicampur air kemudian difermentasikan sebelum dimakan. Di Filipina dan Kolumbia, talas merupakan bahan pembuat kue sedang di Brazil talas dibuat menjadi roti. Di Indonesia daun talas biasanya dibuat sayur yang disebut buntil. Penggunaan daun dan tangkai talas sebagai bahan sayuran biasanya dijumpai di pedesaan.
Talas merupakan sumber pangan yang penting karena selain merupakan sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin sehingga dapat dijadikan bahan obatobatan. Sebagai pengganti nasi talas mengandung banyak karbohidrat dan protein yang terkandung dalam umbinya sedangkan daunnya dipergunakan sebagai sumber nabati.


DAFTAR PUSTAKA

Annonim. 2012. Cara Budidaya Talas. inimediaku.com
BP4K Kabupaten Sukabumi. 2012. Budidaya Talas. http://bp4kkabsukabumi.net
Panggabean. Godlim. 2002. Peluang Usaha Pengembangan Agribisnis. Departemen Pertanian.
Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Ubi-ubian.- Bogor : Balai Pustaka, 1977. http://perpustakaan.krbogor.lipi.go.id
Purnawati. Hanny dan Purnomo. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya.

0 komentar:

Posting Komentar