Makalah
Budidaya Talas (Calocasia esculenta L. Schott)
Oleh: Abd Rahman (110311100030)
Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura
PENDAHULUAN
Talas (Calocasia esculenta L. Schott),
merupakan tanaman umbi-umbian sumber karbohidrat yang banyak digemari masyarakat. Selain
sebagai sumber karbohidrat non beras yang terkandung dalam umbi, daun talas
juga mengandung protein. Kandungan protein daun talas lebih tinggi dari
umbinya. Pada talas bogor, talas semir dan bentul kandungan protein kasar berat
kering daun adalah 4,24%-6,99% sedangkan umbinya sekitar 0,54%-3,55% (Pinus
Lingga, dkk., 1989).
Talas juga dapat diambil
tepungnya dan bisa digunakan sebagai tepung terigu, di Philipina dan Kamboja
talas dibuat kue, di Brazil dijadikan roti. Di Indonesia daun talas dapat
dijadikan sayuran terutama di daerah pedesaan, di masak dan di makan dengan
gula merah. Pengunaan talas yang lain adalah sebagai obat tradisional. Bubur
akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok, cairan akar rimpang juga
digunakan untuk obat abses, sedangkan getah daun talas sering digunakan untuk
menghentikan perdarahan dan obat bengkak.
Tanaman talas sudah lama
dibudidayakan dan digunakan sebagai sumber pangan di Indonesia. Talas merupakan
tanaman yang unik secara ekologi, dapat tumbuh pada kondisi di mana tanaman
lain kurang berhasil, misalnya kondisi genangan, kegaraman (dapat tumbuh pada
kondisi 25-50% air garam), dan naungan. Tanaman talas memiliki kemampuan yang
tinggi untuk mempertahankan kepadatan stomata di bawah kondisi naungan (FAO
1996, Djukri 2003)
A. ASAL
USUL TALAS
Talas termasuk suku talas-talasan (Araceae)
Tanaman ini berperawakan tegak dengan tinggi 1 meter atau lebih. Talas
merupakan tanaman pangan berupa herba dan merupakan tanaman semusim atau
sepanjang musim.
Asal mula tanaman ini berasal dari daerah
Asia Tenggara. Selanjutnya talas menyebar ke Cina (Abad pertama), jepang,
daerah Asia Tenggara lainnya, dan beberapa pulau di Samudra Pasifik akibat
terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia, talas bisa dijumpai hampir di
seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000
m dpl, baik liar maupun di tanam.
B. SYARAT
TUMBUH TANAMAN TALAS
Didalam pertumbuhannya, tanaman talas tidak
menuntut syarat tumbuh yang khusus. Tanaman ini dapat tumbuh diberbagai jenis
tanah dengan berbagai kondisi lahan baik lahan becek (talas bogor) maupun lahan
kering. Tanah yang memiliki kandungan humus dan air yang cukup dengan pH antara
5,5 5,6 sangat cocok untuk budidaya tanaman talas. Tanaman talas dapat tumbuh
pada ketinggian optimal antara 250 1.100 meter dpl. Talas juga dapat ditanam
diberbagai kondisi curah hujan, namun pertumbuhan tanaman akan lebih baik lagi
apabila ditanam pada tempattempat yang hampir selalu dalam keadaan lembab
dengan curah hujan ratarata 1.000 mm per tahun. Suhu optimal untuk pertumbuhan
tanaman talas adalah antara 21 hingga 27 0 C. Dalam mengusahakan tanaman talas
terdapat hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu bahwa tanaman ini
harus mendapat penyinaran matahari secara penuh selama pertumbuhannya.
Oleh karena itu tanaman talas ditanam di
tempat-tempat yang terbuka karena jika ditanam pada tempat yang terlindung
dimana tidak mendapat penyinaran matahari, maka tanaman talas tidak akan tumbuh
dengan baik dan produksinya tidak akan mencapai tingkatan optimal. Penyinaran
matahari secara penuh minimum 11 jam per hari adalah sangat baik untuk
pertumbuhan tanaman talas.
B. KEBUTUHAN
BIBIT
Jumlah bibit yang diperlukan tergantung dari
jarak tanam yang digunakan . Untuk pertanaman dengan jarak tanam 100 x 100 cm diperlukan
sekitar 10.000 bibit, sedangkan 75 x 75 cm sebanyak 18.000 bibit per hektar.
C. FAKTOR
YANG BERPENGARUH
· iklim
a) Talas
tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang.
Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan
tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada
kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim
rendah atau iklim panas.
b) Curah
hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm pertahun. Talas
juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat
baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.
c) Selama
pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta
tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-30 derajat C dan
kelembaban tinggi.
· Media
Tanam
a) Tanaman
talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan organik atau humus.
b) Tanaman
ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal tanah lempung
yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah
vulkanik, andosol, tanah latosol.
c) Tanaman
talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik
dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus
diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0.
d) Tanaman
talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air
yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit
tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan,
sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang di tanam.
· Ketinggian
Tempat
Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0–1300 m
dpl. Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai
pergunungan dengan ketinggian 2000 m dpl, meskipun sangat lama dalam
memanennya.
D. KENDALA
DI LAPANG
Disamping itu ada beberapa kendala antara
lain :
ü Berkurangnya
ketersediaan lahan produksi akibat alih fungsi lahan ke non pertanian.
ü Berkurangnya
ketersediaan air irigasi dan persaingan penggunaan air dengan komoditas lain,
industri dan pemukiman.
ü Dampak
perubahan iklim (DPI).
E. METODE
PEMBIBITAN
Perbanyakan yang umum dilakukan petani adalah
secara vegetatif yaitu dengan menggunakan bibit yang berasal dari anakan-anakan
yang tumbuh di sekitar umbi pokok. Perbanyakan secara vegetatif juga dapat
dilakukan dengan menggunakan sulur atau dengan menggunakan pangkal umbi yang
berada di bawah pelepah daun dengan cara mengikut sertakan sebagian tangkai
daunnya.
perbanyakan tanaman juga dapat dengan
menggunakan umbi yang dipotongpotong menjadi bagian yang tipis-tipis dengan
ukuran berat masingmasing irisan 75-150 gram dan setiap irisan umbi tersebut
minimum terdapat satu mata tunas. Irisan umbi tersebut biasanya tidak langsung
ditanam sebab irisan bagian dalam (daging umbi) masih basah sehingga
kemungkinan busuk sangat besar apabila langsung ditanam. Untuk menghindari hal
tersebut maka setelah umbi dipotongpotong diangin-anginkan agar bagian dalam
dari irisan menjadi kering.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan
melapisi bagian dalam irisan dengan abu. Sebaiknya bibit yang mengalami proses
tersebut tidak langsung ditanam tetapi disemaikan terlebih dahulu pada media
pasir atau tanah yang baik. Pemindahan ke lapangan untuk dilakukan penanaman
adalah setelah bibit di persemaian berdaun 2-3 helai. Pertanaman yang bibitnya
berasal dari persemaian biasanya pertumbuhannya lebih seragam sebab daya
tumbuhnya umumnya sama.
F. TEKNIK
PEMBIBITAN
1.
PENYIAPAN BIBIT
Talas semir diperbanyak secara vegetatif
dengan tunas/anakan/sulur yang keluar dari umbi atau potongan umbi. Bibit dikumpulkan
dan dipilih dari anakan atau sulur yang tumbuh disekitar tanaman induk yang
telah berumur 5-7 bulan yaitu tunas kedua dan ketiga. Anakan atau sulur yang telah dipisah dari
umbi induk tidak langsung ditanam dilapangan, tetapi ditanam dipersemaian.
Tempat pesemaian pada umumnya tanah-tanah lembab di pinggir kolam, lahan sawah
dll. Pemindahan bibit dari pesemaian pada umumnya dilakukan setelah bibit berdaun 2-3 lembar.
Bibit talas dari pesemaian digali, akarnya
dikurangi sebagian dan daun dipotong sehingga tinggal daun termuda
yang masih kuncup. Bagian bawah umbi dipotong, dengan menyisakan umbi
dipangkal batang, bersama dengan akar
akarnya. Bibit talas yang baik adalah
umbi yang memiliki diamater lebih besar dari 65 mm.
a.
Besar, garis tengah umbi lebih dari 65 mm
b.
Sedang, garis tengah umbi antara 51-60 mm
c.
Kecil, garis tengah umbi kurang dari 45 mm
2.
PENGOLAHAN TANAH
Talas ditanam pada musim kemarau di sawah,
dan di tegalan atau pekarangan pada
musim penghujan. Lahan yang akan ditanami dicangkul dulu sebaik mungkin atau
dibajak. Setelah dicangkul atau dibajak,
tanah dihaluskan lagi dengan pencangkulan yang kedua. Saluran pembuangan dibuat sepanjang tepi
dengan memotong bagian tengah lahan. Ini
perlu untuk membuat lahan menjadi kering
serta memudahkan pembuangan air jika berlebihan. Persiapan lahan dan lubang tanaman dilakukan
1 – 2 minggu sebelum tanam.
3.
PENANAMAN
Penanaman talas semir pada umumnya dilakukan
awal musim penghujan. Bibit ditanam pada
lubang tanaman ukuran 30 x 30 x 30
cm. Pada lubang tanaman ditambahkan
pupuk kandang yang sudah matang dan dicampur bersama tanah. Bibit ditaman pada lubang pertanaman yang sudah disiapkan dalam
guludan, jarak tanam 100 x 50 cm, 75 x 75 cm atau 100 x 25 cm dan diantara
guludan dibuat parit draenase dengan ukuran 30 x 30 cm. Jumlah bibit yang diperlukan tergantung dari
jarak tanam yang digunakan . Untuk pertanaman dengan jarak tanam 100 x 100 cm diperlukan
sekitar 10.000 bibit, sedangkan 75 x 75 cm sebanyak 18.000 bibit.
4.
PEMELIHARAAN
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan paling lambat tanaman
berumur 15 hari setelah penanaman.
Penyulaman dilakukan sesegera
mungkin agar perkembangan tanaman
bisa seragam dan panen dilakukan pada waktu yang sama. Bibit yang digunakan untuk penyulaman
berukuran sama dengan bibit yang digunakan sebelumnya.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila populasi gulma
sudah cukup tinggi dan diperkirakan dapat menyebabkan penurunan hasil serta
menjadi sumber infeksi hama/ penyakit.
Pembumbunan dilakukan secara bertahap setiap bulan sampai fase berumbi,
agar diperoleh umbi yang besar dan bermutu.
Apabila anakan/tunas banyak yang tumbuh maka perlu dibuang
sebagian. Sebaiknya hanya ditinggalkan
1-2 tunas saja per rumpun tanaman agar pertumbuhannya baik.
c. Pengairan
Pada lahan kering budidaya talas semir
umumnya dilakukan pada musim penghujan, sehingga harus dijaga agar lahan
tetap dapat membuang air secara
tuntas. Oleh karena itu pada setiap
bedengan perlu dibuat parit draenase disekeliling dan bagian tengahnya.
Pada penanaman yang dilakukan musim kemarau
di sawah, talas diairi dengan cara
penyiraman dan pengairan atau dengan cara menggenangi lahan selama semalam, kemudian air dibuang melalui parit
draenase. Pemberian air dilakukan satu
dua hari sebelum atau sesudah pemberian
pupuk buatan.
5.
PEMUPUKAN
Pupuk organik yang digunakan berupa kompos dan atau pupuk kandang sebanyak 1 kaleng/lubang tanaman. Pupuk Urea, TSP/SP-36 dan KCl diberikan
berturut-turut dengan dosis 100 kg, 120 kg dan 100 kg/ha. Separuh pupuk itu diberikan pada waktu tanam
dan separuh lagi diberikan pada waktu
berumur 3-4 bulan . Pupuk ini umumnya
diberikan dengan cara ditugal pada jarak
5 cm dari tanaman sedalam 5 cm.
6.
Pengendalian OPT
Secara umum talas semir relatif tidak banyak
mendapat gangguan OPT sehingga petani melakukan pengendalian OPT dengan cara
yang sangat sederhana bahkan hampir tidak pernah menggunakan pestisida.
a. Hama
Hama
yang banyak menyerang tanaman talas adalah ulat (lundi) yang merusak perakaran
dan kulit luar umbi. Tanaman yang terserang menunjukan gejala layu daun.
Pengendalian cara mekanis dilakukan pada saat membumbun dengan mencari dan
membunuh ulat satu persatu.
b. Penyakit
Penyakit
yang biasa menyerang talas adalah bercak daun.
Permukaan atas daun yang terserang kelihatan bercak-bercak coklat,
kemudian secara perlahan-lahan tanaman menjadi kering. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang bagian yang terserang dan membakarnya
atau menggunakan fungisida.
7.
PANEN
Talas sudah dapat dipanen umur 6 – 7 bulan,
yang ditandai dengan mengeringnya daun.
Pemanenan dilakuan dengan cara memangkas daun dan menyisakan pelepah
sepanjang 30 cm, kemudian dibongkar dengan cara menggali tanah di sekitarnya.
Pembongkaran tanaman dilakukan dengan hati-
hati agar umbi tidak terluka. Apabila umbi terluka akan mempercepat kerusakan
hasil pada saat disimpan. Umbi kemudian
dibersihkan dari tanah dan akar.
8.
PASCA PANEN
Umbi talas yang sudah dipanen mudah rusak,
talas yang sudah terlanjur dipanen tidak bisa bertahan lama tanpa pengolahan
dan bila kita ingin menyimpan umbi selama beberapa waktu lamanya kita harus
menjaganya dari kerusakan mekanis dan diusahakan ruang penyimpanan tetap
kering. Di Mesir umbi talas disimpan selama 3,5 bulan pada suhu 7° C.
G. SELEKSI
Bila bibit diambil dari tunas, maka tunas itu
diperoleh dari talas yang telah berumur 5-7 bulan. Bibit yang baik merupakan
anakan kedua atau ketiga dari pertanaman talas. Bila bibit berasal dari umbi,
sebaiknya dipilih bagian umbi yang dekat titik tumbuh, kemudian iris dan
tinggalkan satu mata bakal tunas.
H. GAMBARAN
PELUANG AGRIBISNIS
Selama ini masyarakat mengenal talas sebagai makanan
pangan pengganti/tambahan dalam keadaan darurat atau untuk konsumsi masyarakat
bawah. Akan tetapi saat ini potensi talas cukup baik yang dapat digunakan
sebagai bahan baku industri pakan. Begitu pula permintaan konsumsi lokal yang
tiap tahunnya meningkat.
KESIMPULAN
Manfaat Talas
Talas di Indonesia pada
umumnya merupakan makanan tambahan yaitu sebagai makanan diluar nasi dan
sebagai bahan pembuat kue, sayur atau lauk pauk. Tetapi di Irian Jaya umbi ini merupakan
salah satu makanan pokok, juga di beberapa Pulau Pasifik seperti Melanesia,
Fiji, Samoa dan Hawai.
Di Hawai talas yang
disajikan sebagai bahan makanan pokok disebut poi yaitu talas yang dibuat getuk
dan dicampur air kemudian difermentasikan sebelum dimakan. Di Filipina dan
Kolumbia, talas merupakan bahan pembuat kue sedang di Brazil talas dibuat
menjadi roti. Di Indonesia daun talas biasanya dibuat sayur yang disebut
buntil. Penggunaan daun dan tangkai talas sebagai bahan sayuran biasanya
dijumpai di pedesaan.
Talas merupakan sumber
pangan yang penting karena selain merupakan sumber karbohidrat, protein dan
lemak, talas juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin sehingga dapat
dijadikan bahan obatobatan. Sebagai pengganti nasi talas mengandung banyak
karbohidrat dan protein yang terkandung dalam umbinya sedangkan daunnya
dipergunakan sebagai sumber nabati.
DAFTAR PUSTAKA
Annonim. 2012. Cara Budidaya
Talas. inimediaku.com
Panggabean. Godlim. 2002.
Peluang Usaha Pengembangan Agribisnis. Departemen Pertanian.
Lembaga Biologi
Nasional-LIPI. Ubi-ubian.- Bogor : Balai Pustaka, 1977. http://perpustakaan.krbogor.lipi.go.id
Purnawati. Hanny dan
Purnomo. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
0 komentar:
Posting Komentar