Wanita, sungguh betapa
indah dipandanginya. Salah satunya dia perempuan berhijab kuning yang hampir
membalut separuh tubuhnya. Pandangannya yang lembut menentramkan hati yang
gelisah. Namun aku manyadari bahwa dia tidak lebih dari perempuan biasa. Dia
bukanlah perempuan tercantik yang pernah aku lihat. Namun dengan menatap wajah
yang selalu terbingkis kerudung panjangnya, matanya yang sayu penuh kedamaian,
bibirnya yang terbalut senyum yang indah mungkin itu alasan kenapa aku senang
memandanginya.
Wanita yang seperti
itu bagaikan permata yang banyak dicari pengembara cinta sejati. Namun pemilik
permata hanya seorang yang beruntung. Dia yang dapat mengembalikan pancaran
sinarnya didalam kekalutan hidup yang dijalani.
Wanita bagaikan rusa
didalam hutan dan singa bagaikan seorang prianya. Namun tidak bagi si pemalu
karena si pemalu menganggap wanita itu seperti monster yang cantik. Bagaimana
mungkin bisa menghadapinya sementara ketakutannya menghantui setiap hendak
mendekatinya. Ia tidak tahu rasa itu berangkat darimana, apakah dari setumpuk
khayalan tentang cinta.
“Nyatakan langsung, hampiri dia, mana mungkin
kamu bisa mengetahui perasaannya”
“adakah cara lain,
selain berhadapan dengannya?” si pemalu meminta solusi
Tidakkah kau ketahui, kebenaran
perasaan itu diketahui lewat ekspresi wajah meskipun banyak yang pintar dalam
bersandiwaraa. Sehingga banyak pula yang merasa tertipu dengan kepandaian
mengespresikan kebohongan. Lantas bagaimana bagi si pemalu dalam menemukan
cinta jika rasa itu masih merajai hatinya.
Cinta, kata itu begitu
menakutkan baginya. Kata itu seperti monster yang menakutkan. Sudah cukup kau
mengaguminya, sudah cukup kau cari tahu tentangnya, sudah cukup kau sita
waktumu dengan rasa yang selalu bergejolak. Sudah cukup kiranya semua itu
dirasakan. Tapi yah..,sekali lagi ia terpaksa menerima wanita berhijab didasar
hatinya yang sepi. Meskipun cara mencintainya yang terlihat kaku namun jangan
ditanya ketulusannya. Ia berbeda dengan laki-laki kebanyakan, ia juga
berterimakasih bisa mencintainya secara diam meskipun tidak seharusnya seperti
itu, dimana suatu saat dapat menghancurkan hatinya. Semenjak mengenalnya rasa
bahagia yang dirasakan..
Mengingat, memberi
semangat meskipun lewat pesan, mendoakan dan melihat dari kejauhan merupakan
cara mencintai dalam dunia si pemalu. Mendekatinya mungkin saja bisa dilakukan
namun butuh sedikit pengetahuan tentang ilmu tersebut dari beberapa sahabatnya.
Ia harus banyak belajar bagaimana cara mendekati dan juga cara mengungkapkan
perasaannya kepada perempuan. Bagaimana cara menghilangkan rasa malu yang ada
pada dirinya sehingga dapat menjelaskan kepada perempuan yang dicintainya bahwa
dirinya merupakan seseorang yang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung dan menjadi imam dalam hidupnya untuk
mencapai surganya kelak.
Engkau seperti
Mentari, keindahanmu tampak ketika hendak terbit dari ufuk timur. Tahukah kamu
cerita Mentari ketika senja???. Bentuknya semakin jelas kemudian menghilang
diatas lautan luas. Warnanya semakin pudar dan tak berbekas. Setiap Cahayanya
yang lenyap tak diharapkan oleh insan yang mengaguminya. Mungkinkah kamu
seperti Mentari yang aku kagumi???. Ataukah aku hanya bagaikan Malam yang rindu
akan Cahaya. Setiap detik, menit bahkan jam yang berlalu terasa sangat lama.
Setiap sifat kelembutannya tak ada yang benar, karena semua orang benci
terhadap cahaya yang memudar. Lantas bagaimana cara menjelaskan padanya bahwa
malam adalah tempat paling tepat untuk mengaduh dan berlindung.
***
Si pemalu memiliki
seorang sahabat yang baik hampir setiap
hari waktunya dihabiskan bersamanya. Banyak kenangan yang dilukis dengannya
tampa bosan. Sedih, resah, bahagia, canda dan tawa semua tersimpan hingga
mentari menyelam dalam kegelapan malam. Itulah yang selalu menyamarkan luka
kehidupan, menghilangkan penat dalam
kegundahan, mengubah kesepian menjadi kedamaian jiwa, menjadi canda-tawa.
Ilalang menari-nari
dihamparan tanah yang kering, angin berdesau berhembus dari sudut masa, waktu
berlalu begitu cepat, namun pemalu belum juga menyatakan cinta kepada perempuan
berhijap itu.
Cinta si pemalu kepada
perempuan berhijab telah lama bersemi bahkan jika memiliki musim ia akan
memanennnya berkali-kali. Bayangkan sebuah perasaan cinta bergejolak setiap
waktu sejak sekian lamanya menempati hati yang telah tertata rapi, namanya
selalu bersenandung dalam pikirannya dan wajahnya yang selalu tampak dalam
lamunannya. Namun ketakutan akan kekeliruan yang akan terjadi nanti membuatnya
sulit mengarahkan rasa jujur itu. Dia memang mencintainya dari sejak dahulu,
tapi kebijakannya membuat cintanya tak diketahui oleh wanita yang dicintai. Dia
mengaguminya dan memujanya setiap saat
Keindahan senja sore itu mula
memudar bahkan akan lenyap dibinasakan oleh malam yang begitu kejam. Ketika itu
juga sipemalu mulai menyapa malamnya dengan pesan yang dikirimkan melalui
ponsel yang dipegangnya.
“ hai,,, selamat
malam, lgi ngapain? Begitu pesan yang dikirimkan
“iy. Lagi nonton TV”
singkat balasannya.
Si pemalu terus
bertanya dengan tulisan kakunya dalam sebuah pesan singkat yang dikirim
kepadanya. Hingga pada ujungnya tidak tahu rasa itu berangkat darimana, apakah
dari setumpuk khayalan tentang cinta. Dia menyatakan cintanya melalui pesan
yang sangat singkat “Ingin aku memilikimu, menyangimu dan mencintaimu namun
tidak sekarang, sekarang aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja dan juga
ingin tau perasaanmu?” begitulah isi pesannya.
“Maaf saa tidak bisa” singkat pula
balasannya
“Iy tidak apa-apa"
Bahkan si pemalu tidak menanyakan
alasan tak diterimanya atau mungkin perempuan berhijab itu menganggap tidak
tulus ungkapan yang diberikan si pemalu karena melalui pesan.
Si pemalu setelah
kejadian tersebut mengemban sebuah pekerjaan, pekerjaan yang sulit ia lepaskan
yaitu pekerjaan hati. Hanya hati yang bekerja setiap saat tuk memikirkan wanita
yang ada dibayangannya.
Menghilangkan cinta lebih sulit
dari pada menghilangkan najis bahkan najis terberat. Tidak dikejutkan lagi
bahwa cinta begitu cepat hadir namun sangat sulit untuk beranjak. serpihan rasa
yang pernah ada, melekat dibagian hati yang terdalam ia tak akan luntur
lantaran dipaksa dihilangkan. Cinta itu bukan sebuah kotoran yang semua orang
ingin membersihkan/ menyucikannya tapi cinta bagaikan permata yang berkilau
indah bagi penikmatnya mana mungkin ingin dibersihkan dari jiwa yang penuh
dengan kkalutan hidup ini.
Dia mungkin bukan
pilihan yang sempurna bagi perempuan berhijab tersebut, bukan juga yg terbaik
diantara semua pria yang menyukainya, tapi yang pasti dia adalah pria yang
selalu ingat dengannya meskipun ia
hiraukan. Jikakau cintanya tidak diteriama ia berharap suatu saat nanti jika ia
melihatnya dia berharap ia masih mengenalnya dan menyapanya, dia ingin
perempuan itu tersenyum bahkan berkata bahwa dia pria yang pernah menyayanginya dan memperhatikannya meskipun kadang kala tak
dianggap ada keberadaanya.
0 komentar:
Posting Komentar